TUGAS GEOLOGI INDONESIA
BENCANA ALAM DI PULAU PAPUA
OLEH:
Kelompok IV
Geogarfi B 2013
Sahrul H. Banat
Frangki Maswito Usman
Taufik Abdullah
Dwi Fitri Muna Indasari
Ni Kadek Sriyanti
Selvita R.M Taid
Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
Luas wilayah Provinsi Papua adalah 309.934 km persegi
dengan kepadatan penduduk yang cukup kecil yaitu sekitar 6 jiwa per km
persegi32, merupakan provinsi terluas di Indonesia. Provinsi ini merupakan
salah satu provinsi yang kaya akan suku asli yaitu terdiri dari 255 suku,
dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Daratan Papua merupakan daratan yang
terbentuk akibat pergerakan aktif antara lempeng pasifik dan Indo-Australia
yang menyebabkan banyak terdapat patahan aktif dan gunung-gunung, yaitu: Gunung
Arfak, Gunung Derabaro, Gunung Dwikora, Gunung Jaya/Ngapulu, Gunung Kwoko, Gunung Mandala, Gunung Redoura, Gunung
Togwomeri, Gunung Trikora, Gunung Yamin, dan Gunung Yaramamafaka.
Ancaman
Bencana alam yang ada di papua antara lain Banjir, Gempabumi, Kebakaran
Permukiman, Cuaca Ekstrem, Longsor, Abrasi, Konflik Sosial, Epidemi dan Wabah
Penyakit. Wilayah Jayawijaya, jawapura, Nabire merupakan wilyah yang paling
tinggi terkena bencana alam, sedangkan Tolikara, paniai, nduge adalah wilaya
yang kategori sedang terkena bencana alam.
Provinsi Papua Barat memiliki
luas wilayah 115.363,50 km2 dengan Kabupaten Teluk Bintuni merupakan kabupaten
terluas yaitu 18.658 km2 atau 16,17 persen dari total luas wilayah Provinsi Papua
Barat dan Kota Sorong merupakan kabupaten dengan luasan terkecil yaitu 1.105
km2. Kepadatan penduduk di provinsi ini mencapai 7 jiwa per km persegi33.
Provinsi ini juga terdapat beberapa gunung, yaitu: Pegunungan Arfak, Pegunungan
Fak- Fak Gunung Fudi, Pegunungan Kumafa, Gunung Kwoko, Pegunungan Tamarau,
Gunung Togwomeri, Gunung Wasada, dan Gunung Wiwi.
Di bagian Utara wilayah
Provinsi Papua Barat ini terdapat patahan yang paling aktif di Indonesia, yaitu
patahan sorong sehingga wilayah ini sering mengalami gempabumi. Dari gambar di
atas dapat di lihat bahwa sebagian besar wilayah Provinsi papua barat berwarna
hijau merupakan derah yang rendah terhadap ancaman bencana alam, Ancaman Bencana alam yang ada di provinsi
papua barat antara lain Banjir, Gempabumi, Abrasi, banjir, dan longsor.
Wilayah Monokwari, Teluk Mondama merupakan daerah yang paling tinggi terkena
ancaman bencana alam, sedangkan kota Sorong, sorong Selatan Raja Empat
merupakan daerah yang kategori sedeng untuk terkena bencana alam.
Meningkatnya banjir yang
melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia, sering dikaitkan dengan
pembabatan hutan di kawasan hulu dari sistim daerah aliran sungai (DAS). Secara
geomorfologi, Potensi Banjir yang tinggi terdistribusi pada wilayah Dataran
Rendah, Dataran Alluvial serta Lembah Alluvial.
Dari gambar di atas dapat di
lihat potensi banjir di daerah Provinsi papua merupakan aderah yang paling
tinggi untuk potensi terkena banjir, sedangkan untuk daerha Provinsi Papua
Barat merupakan wilayah dengan kategori sedang untuk potensi terkena banjir,
dan kepulauan maluku termasuk daerah yang berpotensi rendah terkena bencana
banjir.
Pada umumnya batuan yang mudah
desintegrasi, pola patahan batuan, perlapisan batuan, ketebalan tanah lapuk,
kemiringan curam, kandungan air tinggi dan getaran gempa merupakan sifat
geologis yang mempengaruhi proses longsoran, manusia juga dapt menjadi faktor
pendukung terjadinya longsoran, misalnya secara sengaja melakukan penebangan
hutan di daerah pegunungan, melakukan penambahan beban, penambahan kadar air,
penambahan sudut lereng. Karena faktor kadar air merupakan hal yang cukup
dominan, maka longsor sering terjadi di musim hujan.
Dari gambar di atas menunjukkan
bahwa sebaran potensi tanah longsor di ke empat Provinsi tersebut pada umumnya
yang tersebar di bagian tengah pada daerah perbukitan dan pegunungan yang
memiliki karakteristik berlereng terjal dengan karakteristik penggunaan tanah
lebih didominasi oleh penggunaan tanah pertambangan, tanah terbuka, pemukiman,
transmigrasi dan airport. daerah Provinsi papua merupakan aderah yang paling
tinggi untuk potensi terkena tanah longsor, sedangkan untuk daerha Provinsi Papua
Barat merupakan wilayah dengan kategori sedang untuk potensi terkena tanah
longsor, dan kepulauan maluku termasuk daerah yang berpotensi rendah terkena
bencana tanah longsor.
Referensi
BNPB. 2011. Indeks Rawan Bencana Indonesia. Jakarta. Deputi Bidang
Pencegahan Dan Kesiapsiagaan.
KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP. 2027. Analisis Potensi Rawan Bencana
Alam di Papua dan Maluku (Tanah Longsor – Banjir – Gempa Bumi -
Tsunami). Jakarta. Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis dan Peningkatan
Kapasitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar